Rabu, 02 Desember 2009
SOSIAL - ANTRI
ANTRI
Di negara mana pun semua orang pasti pernah merasakan yang namanya antri. Dari antri di bank, di tempat pembayaran rekening, di loket rumah sakit, loket kereta api, di kasir supermarket, dsb. Biasanya kalau di tempat-tempat berupa kantor atau fasilitas umum di ruangan tertutup seperti itu orang cenderung tertib mengikuti arus antrian karena sudah ada pembatas yang menandakan jalur antrian.
Tapi bagaimana dengan ruang terbuka, seperti di halte bis, peron kereta api ataupun pasar? Selama berpuluh tahun tinggal di Jakarta, di tempat-tempat seperti itu jarang sekali orang antri dengan sabar. Jarang sekali orang masuk bis atau kereta tanpa harus nyeruduk-nyeruduk orang lain, berusaha menjadi yang terdepan supaya dapat kursi atau yang lebih buruk lagi, sekedar tempat berdiri. Selain itu pengemudi bis dan kereta api juga sepertinya tidak cukup sabar jika penumpang naik kendaraan mereka dengan tertib.
Memperlakukan orang lain dengan sopan, adil dan menghormati budaya antri sepertinya tidak sulit ditumbuhkan. Hanya masalahnya hanya pada adanya kemauan atau tidak dari individu itu sendiri. Mungkin harus dimulai dari diri kita, kemudian keluarga terdekat sehingga akan terwujud masyarakat budaya tertib di Indonesia.
Dalam komunitas kita, Budaya Antri, juga menjadi tanggung jawab kita semua. Bukan menyerahkan pengembangan Budaya Antri ini hanya kepada sebagian masyarakat saja tetapi juga berperan aktif dalam mewujudkan tradisi baru, Budaya Antri. Harus ada satgas yang yang sadar akan artinya Budaya Antri, yang dengan tegas tapi sopan, yang selalu sigap, yang selalu waspada, mengingatkan setiap anggota masyarakat transportasi ini untuk belajar dan selalu belajar Budaya Antri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar